Aceh Besar - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dalam program revitalisasi seni pertunjukan tradisi Aceh kali ini menghadirkan dua grup seni tradisi Mop-Mop Biola Aceh di lokasi Kamp Biawak, kawasan Limpok Darussalam, Aceh Besar, Senin (26/10/2020).
Pertunjukan biola Aceh atau juga dikenal dengan sebutan Mop-Mop digelar di lokasi yang dipilih oleh panitia dengan suasana khas pinggiran sungai terlihat menarik perhatian masyarakat.
Berlangsung pada Kamis, 22 Oktober 2020 sore, kedua grup pertunjukan seni tradisi Aceh yang menampilkan Mop-Mop tersebut adalah Sanggar Meurak Jumpa Aceh dan Muara Batu Grup. Keduanya tampil memukau di dua lokasi panggung berbeda.
Sanggar Meurak Jumpa Aceh memainkan Mop-Mop berlatar dapur saji kafe alam bernama Kamp Biawak dan Grup Muara Batu memainkan kesenian ini dengan panggung berlatar pandangan tembus ke aliran sungai membentang kawasan Darussalam-Limpok-Alue Naga menuju laut lepas.
Kamis, (22/10/2020). Foto: Ist
Panggung outdor ini tentu akan menambah harmonisasi dalam desiran angin dan irama alam yang berpadu dengan gesekan biola dari syeh mop-mop. Selain pertunjukan mop-mop, di salah satu lokasi panggung juga terlihat kegiatan masak-masak.
Suasana ini mencerminkan bagaimana sistem gotong royong yang dibangun oleh masyarakat dahulu di saat hajatan dan hiburan saling bersandingan.
Masyarakat terlihat sangat antusias dengan adanya pertunjukan Mop-Mop ini. Mulai dari anak-anak sampai orang tua terlihat begitu menikmati suguhan dari grup seni yang sudah sangat tua ini. Salah satu masyarakat yang menyaksikan pertunjukan ini mengatakan seperti mengembalikan memori masa kecilnya.
Kamis, (22/10/2020). Foto: Ist
“Saya sudah lama galihat lagi kesenian ini, terakhir saya nonton kalau ga salah itu waktu saya masih kecil-kecil dulu di bawa sama ayah” ungkap Iskandar yang ikut hadir dalam kerumunan penonton saat itu.
Keceriaan terpancar di wajah anak-anak yang ikut menonton pertunjukan ini. Mereka tak bisa menahan tawa menyaksikan lawakan-lawakan yang dibawakan oleh tokoh di atas panggung.
Meskipun para pemainnya sudah berusia di atas enam puluh tahun, tapi masih begitu lihai memainkan gerak, syair, danaksi-aksi komedi di atas panggung. Kekayaan komponen ini (musik, tari, syair, teater) menjadikan pertunjukan begitu unik dan menarik untuk ditonton.
Mop-Mop ini merupakan kesenian yang populer di era tahun 60-an hingga 80-an, berkembang di wilayah Pidie, Bireuen dan Aceh Utara.
"Sekarang kesenian ini bisa dikatakan sudah di ambang kepunahan. Diharapkan ke depan pertunjukan mop-mop ini akan menjadi salah satu kesenian yang diprioritas oleh pemerintah dan masyarakat Aceh untuk dilestarikan sehingga akan memprerkaya khazanah kesenian Aceh kembali di masa yang akan datang" pungkas Tejo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar